Selasa, 21 Juni 2011

9 waktu paling berarti di masa ku

Kenapa tidak 10? Ya, karena memang hanya 9 waktu aku dapat menerima ilmu baru.

1. Waktu aku sama Mama
Dimasa inilah perombakan emosiku, labil, stabil, labil lagi dan begitu seterusnya sampai Mama menolongku dengan bahasa kalbu paling manjur. Mama memberi saran dan efek terdahsyat setiap kali kalimatnya terucap. Masalah apa saja tidak masalah bagi nya. Yang terpenting, aku harus selalu tersenyum.

2. Waktu aku sama Dek Dhea
Well, adekku lebih dewasa dari aku, walau dia lebih muda, tapi pikirannya sangat bertanggung jawab. Sedikit cengeng, tapi tidak sering menangis. Terkadang dialah yang memberiku nasihat, hanya seucap tapi dalam. Menguatkan aku, sang kakak.

3. Waktu aku sama Dokter Taryo
Dia dokter sepanjang masa-ku selain dokter Setyo. Karena aku punya riwayat alergi terhadap dingin, debu dan cuaca kotor, kalau pas cuaca ekstrim aku mudah sakit--bersin2, pilek, batuk, sesek. Tapi entah kenapa, ada sugesti tajam dalam diriku bahwa setiap aku berobat dengannya dan melihat wajahnya, aku serasa sehat! Bayangkan, semudah itu aku sehat. Aku bandel juga sih, dikasih tau jangan makan es, cokelat, kerupuk, permen, gorengan, chiki. Tapi tetep aja ditelan.

4. Waktu aku sama Pak Heri
Guru lukis sejak aku kelas 3 SD. Baik, ramah, pengertian, dan hebat. Dialah yang mengantarku memenangkan medali karena menang dalam perlombaan lukis tingkat Asia dan juara 2. Dia punya semacam tempat berwisata di daerah Turi, dan aku pernah kesana. Dia inspirasi terbesarku.

5. Waktu aku sama Mas Lucas
Berawal dari keindahan alunan tuts dalam sebuah lagu, aku tertarik untuk mempelajarinya. Dia yang mengenalkan ku pada kunci G, kunci F, garis paranada, tanda ketukan, lagu klasik dari buku Beyer (yang sedang aku pelajari). Rela dateng jauh-jauh dari Klaten untuk mengajarkanku menyentuh tuts hitam dan putih dengan indah dan benar.

6. Waktu aku sama Pak Loan
Karenanya tangan kananku jadi lebih kuat memukul bola voli. Itu adalah efek dari tegasnya cara dia mengajarkan aku badminton. Olahraga favoritku setelah berenang. Walaupun sekarang sudah tak ada waktuku lagi les badminton dengannya, aku bersyukur atas ilmu dan keberanian yang ia tawarkan. Aku les pas kelas 8, berdua sama Lia terkadang, ingin melanjutkan tapi waktu? Bisa otodidak kalau badminton. Tapi paling tidak aku pernah berani dan akan terus percaya diri dalam berolahraga.

7. Waktu aku sama Mbak Isti
Karena dia aku jatuh cinta pada IPA. Guru yang lembut, perhatian. Tak pernah mengeluh akan kemalasanku dalam mengerjakan dan berlatih matematika. Selalu berusaha mendapatkan yang terbaik untukku. Pemahan yang dia beri juga ringan, sehingga mudah di tangkap pelajarannya.

8. Waktu aku sama Pak Sigit
Ini yang mengajarkan aku menggores warna diatas kanvas, hampir sama dengan Pak Heri, tapi waktu aku sama Pak Sigit cuma sebentar, tidak sampai satu tahun aku berguru padanya. Karena ketidak-telatenanku akan kuas yang super kecil. Tapi, lagi-lagi, paling tidak aku pernah melukis di atas kanvas dan sudah menghasilkan 2 buah karya tentang pantai dan vas bunga.

9. Waktu aku sama Mbak Asti
Dialah yang membuatku menambah daftar hobi di list ku. Aku sempat takut kedalaman dan tenggelam, tapi dia yang mengajarkanku mengapung, dan berbagai macam gaya. Seperti dada, punggung, katak, lumba-lumba dan batu (hehehe). Sejak SD aku belajar renang dan akhirnya aku bisa. Karena Mama mengharuskan anaknya bisa berenang, dan aku sangat suka!


Mungkin ada lebih dari "9 Dia" yang ada di hidupku dan memberi semi di naluriku. Karena semua yang ku langkahi, ada banyak dia yang tak terhitung, dia yang berarti. Dia adalah siapa saja yang bisa menguatkan dan inspirasional terhadap sesama :)



Jadilah dia yang berarti :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar