Senin, 04 Juli 2011

Muda Wijaya


InsyaAllah aku akan disini selama 3 tahun. Being a part of Mudawijaya :)

"Sekolah generasi"

Eyang, om, sodara, banyak yang sekolah di namche (sebutan SMAN 6)
Aku menyangka akan sekolah disini, dengan nem diluar dugaan 35.65 aku menduduki peringkat 216 dari 246 siswa yang diterima.
Aku bersyukur, sekolah negri apalagi kota.
Satu hal yang selalu kusadari bahwa sekolah mana saja tergantung niat kita.
Sekolah tinggi-tinggi dengan biaya menguras tenaga, kalau kita ndak niat sungguh-sungguh, sama aja.
Dulu Padmanaba mimpiku, tapi dia tak hadir dalam detik-detik pengumuman kelulusanku.
Padmanaba bukan takdirku.
Aku beralih ke Delayota, tak semudah yang kuharapkan
Di hari kedua pendaftaran, 28 Juni 2011 aku yakin, aku akan tenggelam diantara yang unggul.
Namche, harapan terakhir.
Dan dia menjemputku, aku beranjak melihat ke depan. 
Memasuki gerbang dan gedung kuningnya.
Aku harus bangga dan tak ragu.
Itulah kemestianku dari Tuhan 

Hmm, Muda Wijaya... tidak kalah keren dari yang lain :)

Dari Garuda

Kenapa, kenapa, kenapa?
Mengungkit masalah pendidikan dan perekonomian di Indonesia ngga ada habisnya!
Masalah seakan sengaja datang perlahan dan membuat biusan terlenakan

Pendidikan!
Itu yang mengkhawatirkan bagiku.
Padahal, pendidikanlah jendela dunia generasi Indonesia, sedangkan setiap beberapa tahun sekali standar KTSP gonta-ganti
Para menteri pendidikan? Sepertinya tidak bisa diandalkan

Kecewa pastilah, orientasi manusia kebanyakan nilai berupa angka
Bagaimana bisa dikatakan cerdas, matematika saja 5!
Bukan itu harusnya yang terpenting
Cerdas terkategorikan, bukan sembarangan

Apakah cerdas, jika bergaul saja pukul sana-sini, tawuran
Apakah cerdas, jika bersedekah saja malas dan banyak alasan
Apakah cerdas, jika menghormati orang tua saja ogah-ogahan


Belum lagi masalah rakyat. Subsidi terlarang, korupsi
Begitu hebatnya kita hadirkan bencana sebelum satu masalah selesai tuntas

Indonesia, katanya kaya tapi nyatanya miskin
Banyak hal yang lebih penting diurus ketimbang negara sendiri
Studi banding kesana-sini, kalau bukan karena uang bayar pajak dari kita, mereka-mereka ngga bisa duduk di kelas VIP Garuda Indonesia

Memprihatinkan nasib bangsa ini...

Jelang pemilu semua calon pasang pamflet, baliho, poster
DUKUNG !

Mulut-mulut munafik
Bangga karena terpilih, padahal sesungguhnya tak ada kata "ikhlas" dalam batinnya

Mana Menteri Sosial? Jutaan pengemis berceceran dijalanan Jakarta seperti dagang ikan teri
Tak Tuhan ciptakankah hati manusia untukmu?

Saat ini, masing-masing manusia memperjuangkan ambisi nya
Mungkin aku termasuk
Aku mengerti, kesadaran orang Indonesia akan sesama, kandas ditelan harta
Aku ingin bergerak, merubah pandangan mereka akan kekayaan
Tapi apa, penggeraknya saja setengah jalan

Apalah artinya 300 tahun lebih melawan penindas bangsa?
Apalah maknanya upacara 17 agustus setiap tahun?
Apalah yang bisa dihargai dari darah sang pembela garuda?
Dimana semboyan yang Garuda bawa?
Tak pernah terdengar lagi Bhinneka Tunggal Ika 

Seharusnya Indonesia bisa maju!
Banyak kekayaan alam yang lahir, yang asli, yang ada di bumi pertiwi
Oh please, sadarkan penggerak bangsa Ya Tuhan...

YA !

Karena kesempurnaan terlahir dari kesederhanaan
Merendah, bukan merendahkan diri
Begitu hebatnya ilmu penciptaan manusia

Diciptakan dua kaki, agar berjalan seimbang dan bergantian kanan dan kiri
Dua tangan, agar sempurna dalam doa
Dua telinga, agar bisa mendengar kritikan tidak hanya pujian
Dua mata, agar melihat ayat suci dengan sepenuhnya dan melihat sesama dari dua sisi yang berbeda
Satu mulut, agar tetap terkendali jika bicara, tidak berlebihan dalam berkata

Begitu sempurna dan patut disyukuri ...

Ustadzah

Gemulai jemari mengalun lembut diatas suci ayat Allah
Terucap syukur dalam dada atas nikmat luar biasa
Anugerah-Nya tercipta pada setiap insan

Melindungi mahkota pribadi dengan rajutan benang cinta
Terbawa angin, bergoyang lambai di terpa sinar mega
Dia yang menjaga aurat nafsu dan hasrat naluri manusia

Lewat iman dan taqwa yang terpatri pada hati
Lewat janji yang ringan dan nyata, Surga
Lewat ketulusan pada illahi

Dia lah pemberi kebahagiaan yang sejatinya bersemi di nurani
Lewat waktu yang berjalan damai untuk berwudhu dan shalat
Lewat ayat syahdu yang menghadirkan kesucian batin

Dia lah wanita intan pembagi cinta Rasul pada santri
Pandangannya yang teduh, menghadirkan simfoni kasih
Bidadari surga terbang bebas bersama senandung islam

Terpancar ikhlas dari rona wajahnya istiqomah luar biasa
Kusebut beliau, Ustadzah

God is beautiful

Tuhan itu simple,
Begitu juga dengan penciptaan-Nya, lengkap tanpa kurang dan semuanya berfungsi.

Tuhan itu adil,
Dalam irama kehidupan, baik dan buruk akan bernilai dalam norma. Kelemahan manusia yang satu akan menjadi kelebihan manusia yang lain. Dan, begitu terus hingga manusia bersyukur atas dua hal (baik dan buruk) yang Ia berikan.

Tuhan itu cinta,
Pelipur lara dalam hati ya cinta dari Nya. Dalam dimensi manusia, cinta terbatas antara dua hati saja. Namun tidak bagi Nya, berjuta manusia Ia cintai dengan tulus dan penuh.

Biarkan Apa Adanya

Pernahkah kalian belajar teori mimpi? Angan yang besar dan penuh energi, inginnya segera tercipta.


Mimpi pernah menjadi guru dalam cita-citaku. Berdoa hingga larut, sujud dengan penuh harap.


Dan, waktu terus berjalan bersama ambisi-ambisi yang kuat.


Aku selalu yakin akan apa yang aku harapkan, impian terbaik ku.


Sudah belasan bahkan, rajutan mimpi kuhadirkan dalam setiap doa-doaku.


Tapi apa kata takdir dan angka keberuntunganku?


Kesempurnaan harapanku luntur, terbang dan berlari dariku.


Menjauh.


Kata-Nya mimpi ku belum berpihak pada langkahku.


Tetap akan datang pada waktunya.


Rasa kecewa pastilah ada, menggelembung di dadaku.


Selepas hilangnya mimpi, aku masih punya empat arah mata angin yang akan membimbingku.


Menuju kerida`an Tuhan.


Bangkit, meraih mimpi yang lain yang sudah kubuat dulu.


Mencari celah terbuka untuk kesempatan yang ada.


Karena, tidak semua hal dapat terkendali oleh sepuluh  jemari manusia.


Perlu waktu dan restu Tuhan untuk meraihnya.


Milikilah mimpi dan ambisi namun jangan terobsesi.


Kuatkan jati diri untuk benteng pertahanan.


Yakinkan Tuhan, kalau mampu mewujudkan mimpi dan bisa!