Selasa, 16 Februari 2016

Yang Kumaksud Adalah Kamu

Kayaknya malam ini, pikiranku lagi mbledug pingin nulis ngalor ngidul he-he-he. Jadi begini, pekerjaan yang kerjanya googling cari tahu dan ternyata begini rasanya mengenal lebih dalam seseorang.
Malam ini, tanpa sengaja yang niatnya ingin download materi kuliah, tetapi jemariku menuntunku nulis di blog lalu buka tab lalu ketik nama orang dan tada! cuma bisa senyum tipis merasa miris.

Sebelumnya, aku tidak tahu bahwa keputusanku kami saling meninggalkan satu sama lain telah menuntunku dekat dengamu. Entah ini namanya dekat, atau hanya perasaanku saja. Sejujurnya waktu itu, ada hal yang membuatku melirik. Cuma melirik, tidak kurang tidak lebih. Hanya saja, ada perasaan orang lain yang harus kujaga saat itu. Setelah berjalannya hari, bulan, tanggal tepat pada bulan itu, ketika kecewa mengetuk kebahagiaanku, lalu aku kembali di uji. Kukatakan sebelumnya bahwa kedatanganmu adalah ujian bagiku. Sadari atau tidak, yakini atau tidak, perasaan itu pun datang seiring dengan intensitas kita komunikasi.

Disetiap quotes yang muncul pada display picture bbm, line, instagram milikku? Yang kumaksud adalah kamu. Bukan dia, masa laluku. Sekarang disaat semuanya terbalik, disaat itu ketika aku dinilai cuek olehmu, dan disaat aku mulai mengharapkan perhatianmu, mencuri setiap kesempatan untuk bisa ngobrol ngalor ngidhul denganmu, disaat itu pula aku takut kehilangan.

Rasa syukur itu tetap ada, setidaknya kita pernah didekatkan olehNya, entah menurutku saja atau kau juga menyadarinya. Ada jeda dalam waktuku ketika pikiranku terhenti dan teralihkan oleh semua tentangmu dalam keraguanku.
Apakah aku telah jauh merangkai impian dengan kehadiranmu yang mungkin sementara? Tapi bagiku, di setiap ke 'sementara' an ini selalu ada usaha dan doa yang ke agungkan kepada Yang Maha Agung. Kau tau mengapa? Sebab rasa nyaman bagiku adalah harga mati.

Bolehkah kutau, siapakah dia yang mengalihkan hatimu saat ini? Agar ku tau dimana posisiku untukmu. Agar ku tau apakah lebih baik dihentikan saja semua percakapan ini supaya lekas pergi harapanku?

Benar katamu, "hati-hati dengan hati". Kau tau bahwa dunia menyibukkan sekali akhir-akhir ini, entah bagiku atau bagimu. Selamat bersibuk-sibuk ria diluar sana, kejar mimpimu, kejar harapanmu, semoga tercapai cita cintamu! Katakan itu pula padaku. Agar aku tidak merasa akan ditinggalkan.

Adalah Waktu

Selamat datang, di 2016 bulan Februari.
Tiada yang terlintas selain perasaan kosong detik ini. Kosong, hampa, yang tidak selamanya berarti buruk. Pun di setiap kejadian selalu ada ruang kebaikan. Detik ini segalanya terasa bermakna. Via waktu yang sudah membuat sepotong hati ini bahagia, sedih, marah, kecewa, haru, dan lagi-lagi kosong. Detik ini segalanya terasa bermakna lagi. Satu hal yang kupelajari dari awal permulaan tahun ini adalah bahwa pujian adalah ujian, bahwa kehadiranmu adalah ujian, dan bahwa kenikmatan hidup sesungguhnya ujian. Bisa jadi kemarin kita bahagia luar biasa, boleh jadi hari ini sedih tak terkira. Begitulah yang terjadi bahwa sejatinya hidup ini mengajarkan kita kalau Tuhan selalu menyimpan kesulitan bersama kemudahan.

Sesuatu terjadi padaku, dan waktu mengajariku banyak hal. Judulnya adalah pelajaran paling berharga dalam hidupku. Sedih singgah dihatiku saat senang menghampiriku. Sekiranya firman Tuhan dalam surat Al-Insyirah sangat terbukti bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Ada kalanya hidup terasa ringan, seakan terbang karena pujian, karena prestasi, karena kejadian yang membanggakan yang mungkin bahkan tidak pernah terlintas dalam pikiran. Ada pula waktunya hidup semacam beban, seakan jatuh serapuh kaki tak mampu melangkah lagi, karena kejadian yang membuat doa pun otomatis terucap setiap saat.
Kau tahu? Kebijaksanaan lahir dari kerapuhan, bagi siapa yang bisa mengambil hikmah disetiap kejadian.

Adalah waktu yang tidak bisa berhenti barang sedetikpun, silakan menyesal dengan yang telah terjadi kepadamu atau dengan orang yang telah membuat mu kecewa atau dengan perkara yang tak kau harapkan kejadiannya. Tetapi, percayalah.. adalah waktu yang membukakan hati untuk melihat setiap kebaikan Tuhan yang tersirat dalam kesedihan.

Ia menyayangimu, maka ia mengujimu (Al-Hadits)