Minggu, 05 Juni 2011

Kado Untuk Guru

Bapak, Ibu lihatlah kami yang saat ini sedang terharu memandangmu
Lihatlah kami yang saat ini saling berpelukan karenamu
Ya, karenamu kami disini menerima samir sebagai tanda kami sudah naik ke jenjang lebih tinggi
Tengoklah orangtua kami yang sedang menyalami kalian, mengucapkan terimakasih dan memohon doa
Ya, doa agar kami tetap terus berjiwa mulia, semulia dirimu
Di mata kami kalian adalah sosok yang layak di junjung, bertanggung jawab besar dan lihai dalam mengatasi kenakalan kami
Di hati kami kalian adalah orang yang tak pernah lelah mengalirkan ilmu kepada kami
Mengajarkan logika dasar tentang huruf dan angka
Sampai kami bisa mengenal cinta
Ya, cinta yang hakiki kepada kepribadianmu yang anggun
Cinta karena sayap yang kau beri  agar kami bisa terbang lebih tinggi
Kau yang tak pernah meminta balasan terhadap apapun yang kami lakukan
Kau selalu yang terbaik :)

Bahagia dengan Cinta

Aku bahagia dengan cinta yang ku punya lewat anugerah Tuhan yang memberiku potensi untuk di niati. Lewat Tuhan yang memberikan kasih sayang pada mamah dan papah serta keluargaku yang selalu menjadi motivatorku dalam bertindak. Aku bahagia dengan cinta yang ku punya, dengan segala konsekuensi dan memahami bahwa cinta beresiko. Tapi tidak untuk yang berhubungan dengan Tuhan. Mengapa bisa dikatakan beresiko? Hmm bagaimana jika ada 2 manusia yang berbeda latar belakang sama sama "saling". Bisakah itu disebut berbahaya? Ada lagi masalah kompleks, bagaimana jika manusia yang kita cintai, dicintai oleh sahabat kita sendiri. Rasanya bener-bener nggak tega, apalagi dialah yg selama ini membuat kita jadi kuat. Love is Unrecomended? Really? Lalu tujuan apakah yang Tuhan ciptakan agar kita bisa saling mencintai dan memahami perbedaan. Belajar cinta sama saja merubah logika yg tadinya simple menjadi rumit. Tapi jangan salahkan cinta, karena dia yg tercipta untuk merukunkan antar umat:) sebagai landasan menghargai perasaan oranglain:)

Satu Langkah Pasti

Berfikirlah terhadap masa depan, tapi masa lalu jangan dilupakan.
Masa lalu kau jadikanlah sebagai ajang pembelajaran diri untuk melangkah lebih pasti.
Percaya diri akan potensi kita dan kembangkanlah.
Bertindak secara segera jangan di tunda.
Tetap berdoa karena bagaimanapun Tuhan kuncinya.
Optimis dan semangat.
Semakin maju, tantangan semakin rumit.
Tapi kita akan menikmati kesuksesan setelahnya.

:D

4 Juni 2011

Perasaanku seneng campur kecewa. Yah:) Anissa Nugraheni rank 1 dengan nem tertinggi 38.15, dia memang hebat juga rendah hati. Jujur aku sempet seneng pas Pak Hartoyo bilang "tenang aja nur... nem mu 37 kok" (itu pas aku mau maju dipakein samir) Aku sempet kaget lahyaw, artinya bangga:) Tapi setelah aku menerima kalung samir dan membuka amplop itu ternyata...
:( 37 bukan milikku. aku dapet 35.65, yah walaupun aku kesel sama beliau, mungkin beliau salah lihat. Iyalah lah wong absen bawahku (nyoman) nem nya 37 kok, berarti dia salah :(((((( Aku kecewa, sempet berpikir bahwa perjuanganku selama ini, les disana sini udah nggak berarti. Tapi ada dia (nyoman) yang bilang ke aku "Kamu terlalu ngoyo sya, kamu les disana sini.... Coba lihat kalo dikelas anak cewek diajarin pada diem gitu, tp kalo anak cowok pada rame...(tp sakjane nggatekke). Dia yang bikin aku bangkit, aku seneng, dia yang selama ini aku harapkan bisa ngobrol sama aku... Aku jadi malu. Lumayan banyak yg kita obrolin (karena dia nem bawahku, aku jadi jejer duduknya sama dia) mulai dari ibuku yg jd penyiar TVRI, ternyata dia juga pernah liat ibuku pas ganti channel:) Pas ibuku selesai ngasih sambutan tus pas mau ke tempat duduk aku bilang "maaf ya maah :(" (mamah langsung nyium kepalaku). Ini yg bikin aku kaget, pas dia bilang (aku dah agak lupa) intinya "wah, kok dicium, aku juga pengen nyium e" (dalam hati seneng hehe) terus hani bilang (sebelahnya nyoman), "ciyeee, tu lho sya mau dicium nyoman". Aku bales, "hehe, ntar tata cemburuuuu". eh si enyom bilang, "dia kan gak ada di sini (dan gaktau)" aku ya cuma mesem-mesem. Sebenernya dia tuh apa-apa bercanda sih makanya kadang suka susah mbedain dia yang serius sama enggak:)
Ah udah ah hmm {T lebih pantas bersama N karena kedewasaanya atau sama sama dewasa}Padahal pemikiranku, cinta harus saling melengkapi. Harus seimbang antara logika dan perasaan....
*ah nggaktau ah, toh kalo T dan N bahagia kenapa enggak? hehe
Tapi anehnya N selalu bilang nggak suka sama T. Aneh.
Back to NEM aku really sad banget sehari itu, aku ngerasa gagal. Tapiii ada mamah yang selalu jadi tonggak ku, aku jd kuat karena mamah bilang "SMA manapun yg penting sesuai dengan kemampuanmu, siapa tahu disana kamu bisa ikut dan kepilih AFS (student exchange) karena kamu unggul disitu:)". Kalo dipikir iya bener juga sihhh siapa tahu nggak bisa SMA 3 ato 8, tp bisa unggul di SMA lain:) Ibuuu doakan saja yaa. Aku mulai bisa menerima takdir ku mendapatkan rata-rata 8,9125 di UN tahun ini, SMPN 4 DEPOK juga rank 5 seDIY, kalo usek rank 8 (gara-gara IPS kali yee hihi ^^)..
Yahh semoga aja aku bisa mendapatkan keberuntungan yang terus mengalir yang selalu membuatku rendah hati. Aku percaya rencanamu Allah :)

Sebuah Opini

"Andaikan saja, Tuhan memberi kita sepenuhnya rezeki ya nak.... ibu pasti akan membelikan kamu susu setiap hari. YaAllah jangan biarkan anakku kelaparan..."
Itulah hal yang sering kita jumpai di kehidupan nyata saat ini. Seorang ibu yang rela berteduhkan topi, menegadahkan tangan dan meringkih minta uang untuk beli susu. Bagaimana ia bisa bahagia di usia yang sudah mulai ringkih dan lemah. Bagaimana ia bisa tenang jikalau di rumah anaknya hanya ingin minum, minum, dan minum. Disaat Tuhan menciptakan uang, semua di rampas oleh orang-orang rakus yang tak selalu menjadikan harta sebagai dewa, padahal di sisi lain ada hati seorang ibu yang ibgin menghidupi putra putrinya. Ketika seorang anak ditanya, "Apa cita-cita mu nak?" kebanyakan anak menjawab dokter. Tapi, pernahkah kau bertanya itu pada anak penjual loper koran? Apakah dia tak berpikir dua kali untuk mengatakannya? Itulah jiwa anak-anak, yang selalu ingin menjadi orang yang berguna. Ketika saya berada di Jakarta , sungguh mengerikan. Ironi. Saya bertanya dalam hati, bagaimana bisa rumah dari kardus itu berdiri kuat dengan kokohnya di pinggir rel? Apa yang mereka rasakan ketika deru kereta api menggetarkan tanah tempat mereka istirahat? Apakah takut? Ataukah sudah menjadi kebiasaan? Sejak itulah muncul keinginan saya untuk bisa menjabarkan sekaligus memberi perhatian lebih terhadap para ibu yang harus banting tulang demi membeli susu formula untuk buah hatinya. Suatu hari nanti, saya ingin bisa membagi kebahagiaan yang diberikan Tuhan kepada saya. Dengan cara mendirikan sebuah lembaga dimana anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depan mereka sendiri. Karena dari dulu saya menyukai anak-anak, ingin mengasuh anak yang butuh perhatian khusus, dan ingin menjadi tempat pemulihan jiwa anak-anak. Bagaimanapun juga anak adalah harapan, dan dia pula yang akan menggantikan generasi bangsa. Saya berharap, saya bisa membentuk forum mengenai masalah sosial pada anak. Karena saya juga masih anak-anak, saya bisa merasakan pergolakan hati mereka. Ketika anak orang kaya sakit, langsung di bawa ke
dokter, diberi obat. Sedangkan jika mereka yang kurang mampu? Hanya bisa memohon keajaiban pada Tuhan agar anak-anak mereka tak pernah sakit. Sungguh inikah yang disebut keadilan? Saya pikir jika kita bisa menghapuskan kemiskinan menjadi kesederhanaan, akan ada berjuta-juta anak berpendidikan yang mampu memegang teguh persamaan dan meniadakan kesenjangan sosial.